Sebelum Pulang

Beranjak padamu aku mengajak.

Mulai bersuara, berkata, bercerita.

Aku ingin sinarmu tak memudar, dan kau tak perlu gusar.

Memang, kadang  kau kalah.

Namun dengan tenang kau bisa menang.

Hidupmu tak selamanya redup. Pintu kebahagiaan untukmu belum tertutup.

Untuk kau. Agar segera kembali ke awan dimana kau biasa bergumul. Bermain dan melompat lompat dengan ratusan bintang.

Kawan ketahuilah, cahaya akan selalu datang. Sebelum kita melangkah pulang.candle-lantern-light-photography-snow-Favim.com-280318

Di Tengah Malam

Menunggumu di tengah malam

Ada cerita yang ingin kusampaikan

Terlarut bersama kabut, aku diam

Dingin yang mencekam, wajah muram

Karena tak seperti apapun di dunia

Kau berbeda

Tak pernah sama apa yang ku7595997234_b5c4114520_zrasa

Dan bila kau tak datang

Aku takkan pernah pulang

 

Tak Tersentuh

Dulu

Genggam tanganmu masih kurasa, dan dan detak jantungmu

Kini

Kau jauh tak tersentuh

Utuhku berkeping menjadi debu

Karena

Telah hilang wujudmu di mataku1252715002mh84sn1

Dan tidak seperti waktu itu

Kita berada di udara yang sama

Di bawah langit yang sama

Dan di antara hujan

Hanya saja, kali ini saya tidak tahu harus memandangmu dari arah mana …

Senja September

Sebuah senja di September.

September yang  belum berakhir.

Sebuah kisah  tersimpan di jejak langkah yang masih basah.

Akankah hujan menghapusnya?

Dan ku ingat wajah wajah yang ramah.

Di baliknya ada duka.

Tak tahu aku apa itu.

Tak perlu juga aku tahu.

September segera berlalu. Dan aku masih tetap merindu.

Akankah kita kembali bertemu?

578872_509597745733617_1369659995_n

Mendung

Aku beranjak dari lamunan, sejenak berdiri menatap langit. Mendung.

Melenyapkan rindu ini, mengembalikannya kepada awan, sebelum datangnya hujan.

Semusim telah lewat, dedaunan pun kering layu berguguran.

Apalagi yang kini diharapkan dari sebuah penantian?

Mungkin jawaban yang sedikit pun tidak memuaskan.