Sampingan

Jarak Pertama

Pertama kalinya saya harus jauh dari rumah. Saya akhirnya datang di kota Makassar, yang katanya atau mungkin lebih tepatnya, faktanya adalah kota terbesar di wilayah Indonesia bagian timur. Pertama kalinya juga saya berada di ketinggian, saya akhirnya naik pesawat terbang.

Manusia, seperti saya pula, selalu merasa melihat segala sesuatu yang berada diluar dirinya itu lebih baik. Melihat Makassar lebih besar dari Kolaka, lebih baik dari segi bangunan dan hiburannya. Seperti ketika melihat orang lain dengan segala kesuksesannya, saya selalu merasa rendah diri. Melihat orang lain dengan ketampanan parasnya, saya selalu berandai seandainya menjadi seperti dia. Saya pun berharap suatu saat Kolaka bisa sebesar Makassar.

Sama seperti ketika melihat orang yang mampu meraih ini dan itu, saya merasa malu pada diri sendiri. Itu mungkin salah, seharusnya, yang lebih tepat bukan menjadi lebih baik dari orang lain tapi menjadi lebih baik dari kemarin.

Makassar

Tak Menunggu Menjadi Baik

1Andai kita hanya boleh memberi nasihat setelah kita menjadi alim, pasti tidak akan ada nasihat di muka bumi ini.

Andaikan perempuan hanya boleh berhijab setelah paham agama dengan baik, mungkin tidak akan ada perempuan yang segera berhijab.

Seandainya kita membaca Quran setelah mahir bahasa arab, niscaya  kita tidak akan  bersegera membaca Al Quran.

Dan apabila laki-laki bisa menikah setelah seluruh persiapan harta dan agamanya terpenuhi, bisa jadi mayoritas laki-laki membujang sampai tua.

Masih banyak lagi hal yang oleh orang lain dinilai tidak pantas untuk dilakukan oleh orang-orang yang “dirasa” belum pantas. Seandainya nasihat kebaikan hanya boleh disampaikan oleh orang baik, niscaya nasihat itu akan tertunda lama dan menyebabkan keburukan. Nasihat dari preman, nasihat dari obrolan di tambal ban dengan bapak-bapak yang sedang minum minuman keras beberapa waktu yang lalu, nasihat dari seorang polisi lalu lintas di perempatan jalan saat saya ditilang, seandainya nasihat dari mereka hanya saya terima jika saja mereka menjadi orang alim, saya pasti akan kehilangan banyak sekali pelajaran. Nasihat baik tidak tentu harus melalui orang baik.

Banyak hal yang sering kali kita tunda hanya sekedar kita merasa belum baik, belum paham agama, belum ini dan itu. Lakukanlah selama hal itu baik tanpa perlu menunggu. Sebab, kadangkala proses itu hanya perlu diawali dengan melakukan. Dan proses pemahaman itu akan berjalan sendiri seiring.

Harus ada awal, dan saya beri gambar bunga tulip, untuk apa? sekedar mempercantik 🙂

Ilmu Untuk Kita, Kita Untuk Ilmu

Ilmu, dimana pun, dia adalah intan berlian , sekalipun dalam kubangan kotoran …

Kadang saya temui , teman ataupun kerabat yang  malu dengan kampusnya , karena dirasa tidak memiliki ‘nama besar’ atau berada di jurusan ‘yang tidak dikenal’ dan dipandang sebelah mata.

Dan ada juga orang , berkuliah di kampus yang memiliki ‘nama besar’ tapi ikut memandang sebelah mata temannya yang tidak seberuntung dia . Merasa bahwa dia lebih hebat , berhati-hatilah , sombong dan bangga itu bedanya sangat tipis , dan kadang kita tidak bisa dibedakan.

Sesungguhnya ilmu itu adalah rahmat , dimanapun dia berada , dia adalah rahmat Allah bak intan berlian , dimanapun kalian mencarinya , dia akan tetap berharga , yang membadakan hanya satu : usahamu dalam mencari,mempelajari,dan mengamalkannya. Muncul keprihatinan , ketika sekarang ini , ilmu hanya dijadikan komoditas bisnis , melihat generasi muda , menuntut ilmu hanya karena ingin ‘cepat dapat pekerjaan setelah lulus’ atau pun ‘karena ilmu yang dipelajari memiliki gengsi yang tinggi’

maka tidak heran ketika sekarang ini , hasil lebih diutamakan daripada proses , dari sejak SD hingga SMA , tidak pernah ditekankan pentingnya menuntut ilmu dan menguasainya yang ada hanya , yang penting ;KALIAN BELAJAR AGAR DAPAT NILAI BAGUS DAN LULUS UJIAN/TES. Ilmu hanya dijadikan sarana untuk mencapai tujuan dunia,  pekerjaan yang cepat menjadikan kaya , dan urusan duniawi lainnya. Dimanapun ilmu ,ia tetaplah intan berlian. Kita hendak menuntuk ilmu di sekolah yang tidak terkenal ataupun di kampus yang sangat besar , itu semua tergantung diri kalian masing-masing , itu hanyalah alat dari Allah agar kalian bisa mendapatkan rahmat berupa setetes kecil ilmu-Nya. Semua tergantung niat  kita , ilmu itu bersih dan suci , maka dapatkanlah dengan cara yang baik dan bersih agar kalian mendapatkan berkah dan manfaatnya dari ilmu. Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu

Allah berfirman : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” ( q.s al mujadiilah ; 11 )

jangan pernah mengotori jalan kalian untuk mencari ilmu maka , yang terjadi , seperti kita dapati sekarang banyak orang berilmu ,tapi tidak memiliki sopan santun ilmunya tidak menjadikannya lebih bijak dalam bertindak tidak  menjadikannya lebih dekat kepada Sang Pemilik Ilmu . Ilmunya dijadikannya kesombongan dan alat untuk menipu. Dimanapun ilmu ,ia adalah intan berlian. Jangan pernah berkecil hati , karena dimanapun kita menuntut ilmu, dia dalam wujud yang sama. Kita hanya perlu satu hal , yaitu tahu persis, ilmu apa yang paling benar dan pas untuk kita pelajari. Karena kita tahu , setiap manusia diciptakan berbeda, dan aku dan kamu, tidak memiliki kehebatan yang sama dalam mempelajari satu ilmu, maka carilah dimana letak kehebatanmu. Dan didunia ini, Allah menurukan jutaan ilmu yang bisa kita pilih untuk kau kuasai sampai batas tertentu.

Ilmu untuk kita, dan kita untuk ilmu …9506390-knowledge-the-dictionary-project-macro-shots-shallow-d-o-f

Dalam Rencana Allah

Tetap tegar, walau sebenarnya dilanda kegelisahan besar. Sabar. Itulah yang benar. 

Seperti alur hidup saya sekarang ini. Hidup pasca kuliah. Banyak rencana hidup yang saya buat empat tahun yang lalu berubah. Banyak sebab yang mengubahnya. Dulu saya bilang A, saat ini saya bilang B.  Keadaan telah mengubah pilihan A menjadi tidak pantas lagi. Dan kini saya sedang menerka-nerka, apa yang akan Allah lakukan pada hidup saya setelah ini. Ditengah-tengah kejadian yang saat ini terjadi. Kira-kira akan dibawa kemana hidup saya setelah ini.

Seperti saat dulu saya merasa yakin terhadap seseorang, ternyata hari ini perasaan yakin itu hilang menguap entah kemana. Dan saya bertanya-tanya, apa ini isyarat darinya jika saya harus menyelesaikan hal lain terlebih dahulu dan dia bukanlah orang yang ditakdirkan untuk saya. Meski saya telah berusaha mengembalikan semua keyakinan itu. Ada hal yang saya lupa, bahwa Allah membatasi antara saya dan hati saya sendiri (QS. Al-Anfal : 24)

Kini saya sedang berjalan dalam rencana Allah dan melakukan sebaik-baik rencana itu. Rencana hidup saya sedang saya perbaiki. Dan sambil menunggu selesai, saya selalu penasaran bagaimana Allah menjalankan cerita ini. 

Kini saya bertanya lagiGambar. Apalagi yang akan Allah lakukan. Dan saya akan menjalani peran ini sebaik-baiknya. Termasuk urusan siapa orang yang kelak akan mendampingi hidup saya. Allah menarik saya dari seluruh perasaan saya sebelumnya. Kini saya tidak tahu kepada siapa saya merasa yakin. Semuanya menjadi sunyi. Mungkin ini pertanda, saya harus lebih fokus memperbaiki diri.

Ya, hidup dalam rencana Allah 🙂

Cinta Tapi Diam

“Tidak saling mengenal itu bukanlah batas”

Ini adalah masalah menjaga hati. Tentang masing-masing kita di tempat yang berbeda.

Ada banyak jenis kisah cinta. Ada yang saling mengenal, berkawan sejak lama, hingga akhirnya berjodoh, ini namanya jodoh dari masa lalu. Ada yang berusaha mencari masa depan, tapi selalu terikat masa lalu. Ada yang benar-benar keluar dari zona lampau, dan akhirnya terdampar di cinta masa depan. Banyak.

Ada juga yang seperti ini : 
Seseorang -kita sebut saja fulan- mencintai orang yang bahkan tidak mengenal dirinya. Fulan merasa nyaman dengan keadaan ini, karena ia pikir tidak semua orang bisa sepertinya. Katakanlah, bahwa orang yang disukainya adalah orang penuh kharismatik. Maka fulan memutuskan untuk mencintai, tapi diam.

Keuntungan mencintai seseorang yang subhanallah, tapi tidak saling mengenal,
1. Membuat fulan semangat meningkatkan kualitas diri, untuk bisa -setidaknya- menjadi pantas. 
2. Tidak muncul hal-hal yang tidak diperbolehkan agama -misal karena sudah kenal, jadi hubungan via chatting, sms an, dll dll. 
3. Kalau ternyata dia jodoh fulan, maka hal ini adalah yang menggembirakan hati
4. Jika ternyata tidak berjodoh, maka nothing to lose…itu artinya kualitas fulan belum sebanding.

Karena pada akhirnya, cinta akan bertemu pada sesuatu yang tepat. Kualitas yang tepat, waktu yang tepat, dan tentu pada orang yang tepat.

Ketika Cantik Ada di Dalam Rumah

Pada suatu pagi yang berwarna, di sebuah keluarga muda yang bahagia. Seorang istri muda sedang sibuk berias diri sementara suaminya pergi shalat subuh di mushola sudut kompleks.

Sepulang sang laki-laki kaget melihat istrinya berdandan cantik sekali.

S: Masya Allah, Mama cantik sekali hari ini, masih jam setengah 5 pula, mau kemana Ma?

I : (sambil salim cium tangan) Kan buat nyambut Papa pulang dari sholat.

S : (cengar-cengir)

I :  Papa mau minum apa? Teh Anget? Susu? Kopi manis? atau apa? sini Mama buatkan? (sambil ke dapur)

S : hmmmmm teh anget aja deh Ma, Tehnya yang teh hijau ya, tehnya 3 sendok, gulanya satu aja.

I : Siap Pa

Sang suami duduk manis di sofa sambil baca-baca buku.

I : Silakan Teh angetnya Ma.

S : Mama tiap hari kalau cantik begini di rumah bikin Papa betah di rumah ni Ma.

I : Yee nanti kalau dirumah terus, Papa gak berangkat kerja dong?

S + I : Hahaha (masih jam setengah 5 subuh, dan sebuah keluarga muda sibuk bercanda)

—————————————————————————————————

Dari Hadist Abdullah Bin Salam, Rasul bersabda :

Sebaik-baik istri ialah istri yang menyenangkan kamu bila engkau memandang (nya), dan taat kepadamu bila engkau menyuruh (nya), serta menjaga dirinya dan harta bendamu di waktu engkau tidak berada bersamanya.”

”Barangsiapa diberi istri yang shalihah, sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.” (HR Thabrani dan Hakim)