Slim Boy

Beberapa hari ini sudah beberapa orang bilang bahwa saya agak kurus. Sial. Sebelum ini saja saya memang kurus..

Yang paling berpengaruh saya rasa dari potongan rambut baru saya. Cukur baru. Percaya tidak percaya tapi memang ini semua terjadi semenjak saya potong rambut. Hmmm..

Saya juga maunya menambah berat badan. Yah sekitar 5 kilo lagi.

Dan beberapa hari ini jam tidur saya kacau. Dulu biasanya jam 11 udah tidur sekarang jam 2 mata masih melotot.

Makan juga kurang teratur.

Olah raga sekarang justru mulai sering, joging dan futsal.

Saya mau hidup teratur!!! Huwoooooohhhh!!!!!

Apa yah ?

Kelucuan dalam hidup saya selalu hadir. Baru baru ini saya merasa lucu dengan model rambut saya. Salah cukur. Model rambut yang tidak tepat dengan saya. Saya bercermin dan menertawakan diri saya sendiri. Menertawakan diri sendiri memang terkadang harus dilakukan. Tapi sudahlah, rambut juga akhirnya akan tumbuh lagi.

Saya hari ini juga  menjemput teman dekat saya, tentunya seorang cewe.. hehe. Dia datang dari Makassar ke Kolaka untuk melakukan penelitian tugas akhirnya. Terima kasih pula karena dia telah membantu saya untuk membeli buku yang saya titip dibeli di Makassar.

Terus apa hubungannya rambut salah cukur dengan teman dekat saya ini? Saya juga tidak tau. Hehe

Pandang Enteng

Saya berusaha untuk tidak pernah memandang enteng orang lain. Biarlah saya dipandang enteng, bagi saya itu tidak masalah. Saya tidak suka dengan orang yang memandang enteng orang lain. Walaupun seandainya kita punya kelebihan dibanding orang lain, maka janganlah kita pandang enteng orang yang punya kekurangan. Memandang enteng orang lain adalah awal dan benih munculnya sifat kesombongan.

Saya sudah rasakan dan lihat, kebanyakan orang yang dipandang enteng akan naik derajatnya. Saya sampai teringat kata bijak dari AA Gym ” Jangan pernah merasa mulia dengan merendahkan orang lain. Kemuliaan akan dimiliki oleh mereka yang rendah hati”. Merendahkan dan memandang enteng orang lain, mungkin bisa bikin hati kita puas dan pongah, tapi itu tidak membuat kita menjadi orang yang mulia.

Ada kalanya kita melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang. Kita jadikan itu sebagai penilaian. Misalnya pengemis yang pakaiannya kumal, maka dalam hati kita menilai orang itu hina. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena melihat penilaian dari luar. Kita tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu yang akan datang, mungkin saja orang yang kita pandang enteng bisa jadi orang yang hebat dari kita.

Mace

Menenangkan melihat wajah mama saya ketika ia terlelap. Penat di fikirannya dan letihnya terlihat begitu teralihkan.  Semua yang saya lihat adalah ketenangan. Setelah mungkin seharian terucap beribu omelan karena rumah yang berantakan. Terkadang saya pun terkena siraman omelan. Tapi tak ada niat untuk membantah, lebih baik diam saja. Takut dosa. Saya takut dikutuk jadi celana dalam.

Semoga ALLAH selalu memberinya mimpi terindah dalam tidurnya. Seorang ibu memang seperti itu. Dalam tidurnya sekalipun, mereka mampu menenangkan hati kita.

Akhir-akhir ini, begitu banyak kegundahan dalam hati saya yang  tidak pernah saya ceritakan sama mama. Rasanya tidak ingin menambah beban fikirannya. Saya juga bukan orang yang sering curhat sama mama. Bersyukur kepada ALLAH, karena telah menciptakan beliau untuk saya, untuk kami, sekeluarga.

Di setiap doa (walaupun saya jarang berdoa) saya sempatkan ucapkan doa kebaikan untuk mama saya. Saya berharap mama saya diberi waktu untuk melihat saya jadi orang yang sukses. Ingin sekali saya melihat senyum bahagia di wajah mama saat saya membanggakannya. Saya mohonkan untuk kesehatannya kepadaMU, wahai Engkau Sebaik-baik Tempat Meminta.

Pasti Mati

Mati itu pasti. Setiap dari kita pasti melalui pintu itu. Menuju ke kehidupan yang baru. Saya berpikir tentang kematian. Saya berpikir suatu saat nanti, kalau bukan saya yang akan mati duluan, pastilah orang-orang yang saya sayangi. Saya berpikir dan takut  kalau suatu saat orangtua saya meninggal. Rasanya lebih baik mati muda, biar saya tidak usah melihat mereka -semua orang yang saya sayang meninggal.

Kematian memang kenyataan yang menyakitkan dari kehidupan ini. Kenyataan kalau apa yang saya punya sekarang hanyalah sementara. Ada batas waktu yang memaksa, mau tidak mau saya harus pergi. Apa yang saya rasakan sdalam hidup ini, jatuh cinta, bercanda gurau, main game, semua itu hanyalah membuat  saya sejenak lupa bahwa saya bisa saja tiba-tiba mati.

Saya sebenarnya tak perlu takut dengan kematian. Percuma juga saya takut. Saya mempunyai Tuhan untuk bersandar, dan menjadi sarana untuk menjalani hal-hal keras dalam hidup.  Melalui hidup bahagia, terlepas dari semua masalah, kekosongan, dan kedinginan alam semesta yang saya alami.  Saya harus menabung pahala di dunia ini. Semua yang bikin saya tidak nyaman segera berlalu dan tinggalkan. Setidaknya, ketika kematian itu datang dan membawa saya pergi ke alam lain itu, saya bisa berada di tempat yang lebih baik. Tempat yang bukan cuman ilusi, tapi kekekalan penuh rasa senang, dan kebanggaan karena saya bisa menaklukan hidup, dan pada akhirnya.. Happy End.481270_475609815807526_1360782195_n

Run Sunday Morning

Mereka hanya modus ...

Mereka hanya modus …

Sejak teman saya pacaran dengan cewek yang hobinya lari pagi, saya jadi ikut-ikutan dengan kebiasaan baru ini. Untunglah lari pagi adalah kegiatan yang berbau positif. Lumayan untuk menjaga kesehatan orang yang malas berolahraga seperti saya ini. Dari senin sampai sabtu memang saya bangun jam 6 pagi, tapi hari minggu bangunnya jam 5. Sebenarnya Run Sunday Morning ini hanyalah modus teman saya untuk sekedar ketemuan dengan pacarnya. Bukannya lari pagi malah pacaran. Run Sunday Morning ini saya lakukan kadang berdua atau bertiga dengan teman saya.

Kami biasanya mengambil rute lari di Pantai Mandra. Suasananya nyaman, dan juga banyak orang yang lari pagi, jadi ramai. Udara segar pinggir pantai menyapa kami dengan lembut. Lari pagi memang menyenangkan. Keringat keluar bercucuran.

Run Sunday Morning alhamdulillah memberi efek bagi saya. Sangat bermanfaat. Bikin saya jadi lebih sehat.

Tapi ada satu hal yang saya takutkan, yaitu jika saja (seandainya) teman saya putus dengan pacarnya, apakah Run Sunday Morning akan tetap berjalan? atau berhenti di tengah jalan?. Semoga saja mereka langgeng, bisa menikah dan punya anak, dan anaknya pun bisa ikut Run Sunday Morning.

Salam Sehat.

Rentan

Tidak pernah mengerti sama diri saya sendiri kenapa terkadang sebuah hal yang kayaknya kecil bisa begitu jadi besar buat saya. Bisa bikin saya kecewa, dan rasa itu seperti kanker yang menyebar dan menggerogoti perasaan saya sendiri. Seperti merasuk, masuk ke dalam dan membunuh dengan diam. Terasa hening. Saya rasanya tidak mengerti bagaimana harus menyikapi ini.  Akhir-akhir ini saya rentan merasa galau. Kenapa saya harus galau? Itu yang masih saya coba cari jawabnya.

Saya serasa basi. Merantai hati saya sendiri. Tak seperti dulu. Begitu bebas dan lepas. Padahal saya sudah ikhlas.

Di dunia maya saya berjumpa dengan orang-orang yang baik hati. Walau hanya bertukar kata dengan chatting, bisalah menghibur kekosongan hati saya. Di dunia nyata pun begitu adanya, teman dan keluarga selalu ada. Apakah saya kurang mensyukuri itu semua?

Seperti Sepi

Berkawan dengan sepi, tapi tidak melawan ramai.

Bagaikan daun yang jatuh ke sungai, mengalir saja bersama arus.

Mungkin nanti ia akan berlabuh.

Entah dimana.

Sendiri.

Dalam taman yang semerbak wangi. Terkurung dalam imaji.

Tak ingin rasanya berdiri dan mengakhiri semua ini.

Cukup menikmati.

Seorang Introvert

Saya adalah orang yang bisa dikatakan introvert. Saya orang yang suka menyendiri. Saya lebih suka memendam daripada mengungkap keluar. Saya tidak mengerti  kenapa saya susah berinteraksi, saya susah untuk berbasa basi.  Bukan mengada-ada tapi itulah tabiat asli saya. Saya adalah seorang introvert dan pemalu. Jika ada yang tahu saya, mereka pasti berpikir kalau saya adalah seorang pendiam dan kalem, tapi teman dekat dan keluarga saya pasti tidak setuju dengan pernyataan itu.  Saya tidak mempunyai dua kepribadian, saya hanya bisa lebih terbuka dengan orang-orang yang dekat dan yang saya kenal sudah lama.

Saya juga tidak terlalu suka dengan keramaian. Saya lebih suka ketenangan. Saya tidak punya banyak teman. Cuma sedikit orang yang saya percayai dan jadikan tempat mencurahkan isi hati saya. Orang yang belum kenal saya mungkin akan anggap saya orang yang sombong. Tapi sebenarnya saya tidak begitu. Saya hanya susah untuk memulai.

Bagi saya menyediri sama menyenangkannya dengan bersantai, atau berimajinasi. Tapi saya bukan orang yang anti sosial. Saya juga mau untuk memiliki banyak teman, tapi saya jarang memberikan respon komunikasi. Saya akan  terbuka dan lepas saat menemukan seseorang yang cocok dengan saya.

Saya tidak akan mengingkari apabila saya ini seorang introvert, kalo  memang saya seorang introvert saya harus belajar untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan.